Saturday 23 May 2015

KENAPA ANAK USIA DINI HARUS IKUT TK (TAMAN KANAK-KANAK)?

KENAPA ANAK USIA DINI HARUS IKUT TK (TAMAN KANAK-KANAK)? ~ Kenapa Anak Usia Dini Harus Ikut Tk (Taman Kanak-Kanak)? Sebenarnya seorang anak usia dini ikut TK bukanlah suatu kewajiban. tapi kita haruslah mengingat bahwa TK sangatlah berdampak positif bagi anak usia dini sebelum memasuki bangku Sekolah Dasar (SD).
KENAPA ANAK USIA DINI HARUS IKUT TK (TAMAN KANAK-KANAK)?
KENAPA ANAK USIA DINI HARUS IKUT TK (TAMAN KANAK-KANAK)?

TipSkul memberikan informasi KENAPA ANAK USIA DINI HARUS IKUT TK (TAMAN KANAK-KANAK).

Sebenarnya TK di bagi beberapa tingkatan usia seperti :

Kelompok Bermain (KB)
KB A : usia 2-3 tahun
KB B : usia 3-4 tahun

Taman Kanak-kanak (TK)
TK A usia : 4-5 tahun
TK B: usia 5-6 tahun

Tingkat pendidikan Kelompok Bermain dirancang untuk memenuhi kebutuhan anak berusia 2 sampai 4 tahun, sedangkan Taman Kanak-kanak untuk anak usia 4-6 tahun.

KB-TK menggunakan kurikulum Nasional yang diperkaya dan disempurnakan sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan disesuaikan dengan gaya belajar anak (audio, visual, dan kinestetis). Kurikulum ini dijabarkan setiap minggunya dalam tema-tema tertentu. Tema ini menjadi dasar pembahasan di setiap mata pelajaran.

Metode belajar mengajar dilakukan dengan berbagai macam pendekatan agar tercipta  diskusi interaktif antara guru dan siswa, sehingga sejak kecil anak-anak diajarkan untuk berpikir aktif, interaktif, berani, dan percaya diri.

Pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan mencakup agama,  bahasa (Indonesia, Inggris dan Mandarin), membaca-menulis,  pengembangan karakter, moral, pengembangan motorik kasar dan halus, komputer dan sains.

Sejak dini anak-anak diajarkan untuk menjadi anak yang mandiri dan bertanggung jawab dalam keseharian mereka di sekolah sebagai bekal dasar untuk jenjang pendidikan yang lebih lanjut. Contohnya, anak-anak diajak untuk berani dan bisa melayani diri sendiri (self help) misalnya: pergi ke toilet sendiri, bisa memakai dan melepas kaus kaki dan sepatu, makan sendiri serta berhati-hati dan bertanggung jawab untuk menjaga barang bawaan pribadi mereka.

Peran guru dalam hal ini adalah sebagai pendamping dalam proses belajar mengajar, mengawasi para murid, dan membantu mereka bila ada anak yang belum mampu serta memberi kesempatan agar anak-anak bisa berlatih melayani diri sendiri. Nilai-nilai dan kebiasaan baik yang ditanamkan di sekolah diharapkan bisa melekat pada pribadi anak untuk diamalkan di kehidupannya, baik itu di rumah maupun di lingkungannya. Sebaliknya, kebiasaan positif yang diajarkan di rumah oleh orang tua juga bisa terus dibawa oleh anak ke sekolah.

Bahasa pengantar yang digunakan dalam proses belajar-mengajar adalah Bahasa Indonesia. Bahasa lain yang diajarkan adalah Bahasa Inggris dan Mandarin yang dipraktekkan melalui percakapan sehari-hari, kosa kata, puisi, serta lagu.

Rasa nyaman dan senang dalam proses belajar mengajar adalah dua hal selalu dihadirkan. Dengan begitu anak-anak dapat menyerap ilmu dengan lebih maksimal. Kegiatan belajar mengajar dilakukan pelbagai cara, seperti tanya jawab, diskusi aktif, melakukan percobaan sederhana, kunjungan ke lapangan, presentasi, dll. Guru berperan aktif untuk menyampaikan pelajaran dengan ekspresif sehingga anak menjadi bersemangat, gembira, dan penuh minat.

Kelas dibangun dan dirancang untuk memenuhi kenyamanan dalam belajar mengajar. Ruangan kelas luas dan berpendingin yang mana tiap kelas dilengkapi dengan sarana dan prasarana seperti alat peraga, buku, dan mainan edukasi untuk mendukung proses belajar mengajar.

Para pengajar sekolah ini adalah guru-guru yang berpengalaman, ramah, dan berdedikasi dalam dunia pendidikan. Pada setiap kelas akan terdapat pengajar dengan sistem perbandingan 1 guru untuk setiap 5 orang anak (KB) dan 1 guru untuk 10 anak (TK).

Peran orang tua juga sangat penting sebagai mitra sekolah dalam proses belajar mengajar dan perkembangan anak. Setiap minggunya guru akan menginformasikan rencana kegiatan dan hasil belajar anak dalam bentuk buku penghubung.

Beberapa hal yang juga perlu kita ketahui metode pengajaran di KB ataupun TK seperti :

1. Duduk dan Mendengarkan

Memang, sih, tingkat kemakluman untuk siswa Taman Kanak-Kanak lebih memiliki banyak toleransi. Namun sejak TK, anak-anak sudah harus dapat duduk manis sambil menyimak guru yang berbicara di depan kelas dan tidak mengganggu temannya.

Coba ajari dengan cara mengadakan “sesi story telling” beberapa minggu sebelum buah hati memulai sekolah. Siapkan satu buah meja kecil dan Anda menceritakan beberapa hal di depannya. Minta ia untuk mendengarkan dan memfokuskan perhatian pada “pembicara”.

2. Ikuti Petunjuk

Apabila sebelumnya buah hati dapat bebas melakukan apa yang ia inginkan, kali ini selipkan beberapa petunjuk-petunjuk yang harus ia patuhi. Sebagai contoh adalah meminta Si Kecil menyimpan piring bekas makannya di tempat cuci piring atau membawakan barang yang lokasinya tak terlalu jauh.

Pasalnya, kelak buah hati harus dapat mengikuti petunjuk-petunjuk sederhana yang diberikan gurunya, kan?

3. Mengancing dan Meritsleting

Materi kedisiplinan sejak dini dapat dengan mengajarkan cara buah hati membuka dan memasang kancing, juga menarik ritsleting. Tak menutup kemungkinan ia ingin buang air kecil di sekolah, bukan? Meski ada guru yang dapat membantu, tapi bayangkan berapa orang balita yang harus diperhatikan oleh gurunya di sekolah.

4. Mengencangkan Sepatu

Kemampuan motorik anak yang berbeda memang membuat tak semua anak dapat melakukannya sebelum masuk Taman Kanak-Kanak, namun akan lebih berguna untuk buah hati dan sangat membantu guru apabila ia dapat mengencangkan sepatunya sendiri, bukan?

Tak perlu menggunakan sepatu bertali, sepatu dengan bahan velcro yang tinggal di tarik dan ditempelkan juga banyak yang cantik dan lucu, kok! Jika ia dapat mengencangkannya sendiri, Si Kecil juga akan terhindar dari terjatuh saat berlari dengan sepatu longgar.

5. Berbagi

Jika buah hati anak pertama dan belum memiliki adik, mengajarkan ia untuk berbagi sebelum masuk sekolah sangatlah penting. Pasalnya, tak seperti di rumah ketika ia memiliki semuanya untuk diri sendiri, di sekolah ia harus mau berbagi mainan, tempat duduk, hingga berbagi perhatian guru.

6. Sopan-Santun

Setidaknya, buah hati sudah bisa berperilaku baik terhadap sesame dan menerima ketika keinginannya tak dapat segera terkabul. Coba juga ajari Si Kecil mengucapkan “terima kasih”, “maaf”, “tolong”, dan “permisi” sesuai dengan situasinya.

itulah sebabnya KENAPA ANAK USIA DINI HARUS IKUT TK (TAMAN KANAK-KANAK). Anak usia dini yang ikut tk (taman kanak-kanak) bisa berkembang baik untuk pergaulan dan ilmu pengetahuan dasar sebelum memasuki Sekolah Dasar atau SD.

Semoga bermanfaat.

0 komentar:

Post a Comment